Semangat berwakaf Umi juga ditularkan kepada orang-orang di sekitarnya. Mulai dari keluarga, guru-guru di sekolah tempatnya berjualan, hingga ibu-ibu yang mengantarkan anaknya sekolah.
Umi mengungkapkan, wakaf sudah menjadi kebutuhan baginya. Berawal tahun 2014 lalu, Umi rutin berwakaf hingga sekarang. “Insya Allah sekuatnya, kalau saya mampu, ingin terus berwakaf,” ujarnya.
Semangat berwakaf Umi juga ditularkan kepada orang-orang di sekitarnya. Mulai dari keluarga, guru-guru di sekolah tempatnya berjualan, hingga ibu-ibu yang mengantarkan anaknya sekolah. Mereka semua diajak untuk berwakaf. Alhasil, setiap bulan Umi tidak hanya berwakaf untuk dirinya, tapi juga menunaikan wakaf dari orang-orang yang menitipkan kepadanya.
Umi menyebutkan motivasinya sehingga bisa semangat berwakaf. Selain menambah keberkahan hidup dan menjadi tabungan pahala, ia juga berharap anak-anaknya bisa menjadi penghafal al-Quran. “Wakaf teh bisa jadi jalan, inginnya anak-anak saya jadi hafiz dan hafizah,” kata Umi.
Hidup Tenang dan Berkah
Menurut Umi, berwakaf membuat hidupnya lebih tenang. Setiap bulan ia sengaja menyisihkan sebagian penghasilan keluarga dari warung dan gaji suami untuk diwakafkan. “Kalau sudah wakaf teh jadi asa plong,” ujarnya
Bagi Umi, wakaf rutin bisa menjadi salah satu caranya mengikuti sunah yang amat dicintai Rasulullah, yakni istiqamah. “Rasulullah paling suka amal yang dikerjakan secara istiqamah,” kata ibu dua anak asal Majalaya ini.
Umi merasakan keberkahan dalam usahanya karena rutin berwakaf. Setelah rutin berwakaf, hasil dari usaha warung dan gaji suami dirasakan cukup memenuhi kebutuhan keluarga. “Alhamdulillah, rasanya itu beda, berkah. Dulu mah hasilnya capek saja dari warung teh. Sekarang mah alhamdulillah, bahkan bisa nabung,” pungkasnya.
0 Response to "Kita Yang Sederhana Pun Bisa ... Berwakaf dalam Kesederhanaan"
Post a Comment